
Berbagai cara dilakukan, seperti menyekolahkan anaknya, baik madrasah maupun formal, sebagai benteng dari permasalah saat ini.
Tapi apakah itu cukup?
Oleh karena itu, jika hanya mengandalkan sekolah dan pantauan dari orang tua, kami rasa itu belum cukup (melihat fakta yang ada).
Sebagai orang tua, bagaimana kita menyikapi hal tersebut?
Seorang kyai, pernah berkata
“Di zaman ini, jika anda cinta dan sayang anak, maka mondokkanlah”
Allah befirman yang artinya “ Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat, mereka lalai “. (QS. Ar-Rum: 7)
Sebagai orang tua, kita mesti menjaga anak kita agar mereka kita tidak melalaikan akhirat, maka kenalkan dan ajarkanlah mereka tentang ilmu agama yang lebih dalam.
Sedangkan pondok pesantren adalah salah satu tempat menimba ilmu agama yang terjamin.
Jika kita melihat apa hakikat tujuan kita hidup, hidup ini hanya untuk beribadah, orang tua diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjaga, merawat serta mendidik anaknya, agar tak jatuh dari jurang masa depan dan bisa mencapai sukses hakiki.
Orang tua juga yang mengahantarkan anak anaknya, mau jadi seperti apa, mau dibawa kemana, semua itu tergantung orang tua. Sebagai orang tua, seharusnya kita paham akan hal itu.
Oleh karena itu jika pembaca menjadi ayah atau ibu, maka mondokkanlah anakmu.
Beberapa alasan kenapa orang tua harus memondokkan anaknya di zaman ini.
1. Bentengi Iman
Di pondok pesantren anak kita akan mendalami ilmu agama sedemikian dalam, jika di luar mereka hanya di ajarkan ilmu “agama” saja, dipondok mereka akan diajarkan dari sub sub ilmu agama tersebut, seperti ilmu fiqih, aqidah, tauhid, nahwu, dan sub lainnya.
Sebelum anak kita mondok, mereka tak mengenal hukum hukum fiqih, awalnya mereka kira itu halal padahal nyatanya itu haram.
Setelah mondok mereka paham belum betul mana yang haram, hingga akhirnya ilmu yang mereka dapat bermanfaat baik dunia maupun akhirat.
Dengan ilmu yang mereka dapatkan di pondok pesantren, mereka sudah menyiapkan mental di masyakarat kelak, agar tak mudah terpengaruh.
Oleh karena memondokkan anak adalah solusi tepat di zaman seperti ini.
2. Penerang bagi segalanya
Alangkah bahagianya jika orang tua melihat anaknya setelah mondok dapat bermanfaat bagi keluarga, agama dan juga masyarat. Sungguh rasa kebahagiaan yang ternilai
Terlebih lebih keluarga, orang tua juga akan mendapatkan dampak dari itu.
Anak tersebut akan berkata halus lemah lembut dan juga taat kepada orang tuanya, sebagaimana yang telah di ajarkan oleh gurunya.
Tak luput pula, jikalau keduanya meninggal anak tersebut akan mendoakannya, sedangkan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya adalah anak yang tak kan pernah putus.
Sebagaimana sabda nabi “jikalau anak adam meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali 3 perkara, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan juga anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”
Bagaimana apakah pembaca sebagai orang tua tak tertarik???
Buang jauh jauh pikiran tentang bagaimana dengan pekerjaannya kelak?
Akhirat saja mereka dapat, apalagi dunia?
bukan mereka yang menghampiri dunia tapi dunia yang mengejar mereka.
Tak percaya??
Banyak buktinya, contoh kecil saja, para tokoh masyarakat yang alim, orang bertamu dengan niat ingin curhat tentang masalah kehidupan, sepulangnya, orang alim itu mendapatkan uang tanpa mengharapkan apapun.
itu contoh kecilnya saja.
Jadi tak usah bingung anaknya menjadi apa jika berada di pesantren, sebagaimana dawuh KH maimun zubair
“Ngaji iku ora usah mikir dadi opo, yen wes alim bakal dadi opo opo”
Artinya “Ngaji itu tak perlu mikir apa apa, kalau sudah alim (berilmi) bakal bisa jadi apa apa”
Seorang ulama besar dawuh seperti itu, sedangkan ulama adalah pewaris para nabi, apakah masih ragu untuk memondokkan anak?
Terlebih lagi sekarang tersedia pondok pesantren modern, disamping ada ilmu agama, juga terdapat ilmu ilmu seperti kimia, bahasa indo, arab dan juga inggris
Dengan ilmu ilmu seperti itu, mereka akan menjadi pemimpin yang baik, jujur serta amanah, sebagaimana yang telah mereka dapatkan di pondok pesantren. Insya Allah
3. Sederhana dan mandiri
Di pondok pesantren mereka hidup serba kekurangan dan mandiri, bagaimana tidak? mereka akan hidup tanpa ketergantungan orang tua, seperti contoh cuci baju sendiri, makan sendiri, semua serba ngelakuin sendiri
Dengan itu semua mereka tidak akan mempunyai sifat manja, dan lebih bersikap dewasa.
Coba bandingkan dengan anak seusianya yang mondok dengan yang tidak.
Perbedaannya pasti terlihat, bagaimanapun hidup di pondok akan mengajarkan mereka arti dari kesederhanaan dan juga bersyukur.
Setelah mereka memasuki sosial yang sesungguhnya mereka akan membawa sifat sifat itu dan menjadi contoh bagi sekitarnya.
8 komentar
rakha, Senin, 6 Jan 2020
saya dipondok alfusa tidak betah karena teman2 nya nakal2
rakha, Senin, 6 Jan 2020
alfurqon sanden bantul
Hakim, Jumat, 15 Mei 2020
Biaya pondok terlalu tinggi karna biaya dobel sekolah dan mondok alhasil anak saya kecewa..
Lihat biaya pondok besar di sekitar kita..butuh 4-6jt bahakan puluhan
Afiyah holidah, Jumat, 26 Jun 2020
Kak saya punya masalah
Apakah saya bisa cerita masalah ini?siapa tau kakak bisa membantu
Dian Nokalia, Selasa, 3 Nov 2020
mohon maaf saya mau tanya saat ini saya sedang mondok tpi sya disuruh boyong sama orang tua karna ibu saya kerja jdi tkw dan bapak sya sakit hbia kecelakaan tangannya yg aatu tidak bisa digerakkan jdi saya dsruh ngrawat bpak saya. tapi saya bingung harus pilih mana karena mondok juga penting dan sya anak tunggal dan sya ingin membahagiakan kedua ortu sya kelak diakhirat dg mondok itu tapi sya juga gak tega sama bapak sya gak ada yg ngrawat..jdi sya mau tnya kira gimna solusinya?
Lusmaini, Senin, 7 Des 2020
Benar sexali trhru saya membca ny.ya allah prmdhxnla ank hmba agr bz msux pesantren
Tamir arifin, Selasa, 22 Des 2020
Bagus sekali
Dedy, Minggu, 25 Apr 2021
Assalamualaikum admin website ini.
Perkenalkan nama saya Dedy, dari Semarang. Alhamdulillah saya telah diamanahkan Allah anak 2 di saat saya nulis komentar ini, smoga nanti ditambah lagi, aamiin. Saya menemukan website ini dari pencarian google, dengan keyword alasan kenapa anak dipondokkan, alhamdulillah dpt jawabannya di sini. Namun, belum disertakan scr jelas brp sebaiknya umur anak yang akan dipondokkan itu. Tujuan saya menulis komentar ini, ingin membagi cerita dan pengalaman pribadi saya, terkait bagaimana dampak scr psikologi anak jauh dari orang tua. Menurut tulisan di website ini, menyekolahkan anak scr formal maupun madrasah dirasa kurang, krn banyak sekali pengaruh” negatif di luar sana yang dikuatirkan bs membawa anak ikut di dalamnya, maka perlu dipondokkan.
Saudaraku, kalo boleh menyampaikan, bagi yg membaca komentar saya ini, silakan pondokkan setelah memasuki usia lulus SMP. Kasihan anak panjengan. Mungkin kalo saat ini anak yang meminta sendiri, krn dia belum merasakan bagaimana jauh dari orang tua. Dia bisa jadi melihat senangnya tidak dlm pantauan orang tuanya, jauh dari kecerewetan orang tuanya. Usia lulus SD masih 50:50 untuk ketergantungan dg orang tuanya, masih labil. Kedewasaannya belum begitu muncul. Ibarat pondasi, belum sepenuhnya terbentuk. Nah, mungkin dari para pembaca akan mengatakan, justru itu hrs dipondokkan?
Wahai saudaraku, anak” itu butuh perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Saat perhatian dan kasih sayang itu berkurang, justru bahaya mengancam. Kan di pondok tetap diperhatikan orang tuanya? saya berani jawab, sangat berbeda perhatian langsung dg tidak. Kemudian menjawab pertanyaan kan tiap hari diajari tentang ilmu agama? yang saya rasakan dan saya pelajari, anak” itu lebih banyak meniru drpd mempelajari.
Dari sinilah, poin utama untuk membentuk karakter (pondasi) justru dari orang tua. Orang tua lah nantinya yang akan membentuk si anak. Kalo dipikirkan kembali, Allah itu mengamanahkan kita seorang anak untuk dididik, bukan dititipkan. Setelah sekiranya bisa mandiri, umur masuk SMA, monggo.
Sekali lagi, ini hanya sekedar saran, pandangan atau sharing pengalaman pribadi saya. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk bagi kita semua, aamiin yaa Rabbal aalamiin.